MAKALAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Sejarah Indonesia
Dosen Pengampu :
Dra. Latifatul Izzah, M. Hum
Oleh :
Nur Anawatiningrum NIM 180110301045
MATA KULIAH
PENGANTAR SEJARAH INDONESIA
PROGRAM STUDI
ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU
BUDAYA
UNIVERSITAS
JEMBER
2018
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
pengantar ilmu sejarah yang berjudul “Kerajaan Samudra Pasai”. Sholawat serta
salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
Terimakasih
saya ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu akan terselesaikannya makalah
ini. Makalah ini disusun dengantujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
terkait tentang Kerajaan Samudra Pasai. Makalah ini disusun dari berbagai
referensi.
Saya
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Serta dapat
memberikan wawasan yang lebih luas tentang awal berdiri dan runtuhnya kerajaan
samudra pasai serta aspek dibidang ekonomi dan peninggalan-peninggalan kerajaan.
Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca maupun penulis.
Jember,
19 Oktober 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai .............................................................. 3
2.2 Keadaan Ekonomi ......................................................................................... 4
2.3Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai .............................................................. 5
2.4 Peninggalan-Peninggalan .............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada abad ke 13 merupakan awal sejarah munculnya
kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam di Indonesia dilatarbelakangi oleh
banyaknya perdagangan islam yang masuk ke Indonesia seperti India, Arab, Cina,
dan Persia. Salah satu kerajaan Islam di Indonesia yaitu Kerajaan Samudra
Pasai. Kerajaan ini dipimpin oleh Marah Silu pada tahun 1267M. Marah Silu
memiliki gelar Sultan Malik as-Shaleh.
Dalam perekonomian kerajaan ini berkembang sangat
pesat melalui jalur perdagangan. Pasai mengandalkan lada
sebagai komoditi andalannya. Kerajaan ini memiliki bandar-bandar dagang yang
digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya. Dalam
perdagangan Kerajaan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada
masyarakatnya.
Kemunduran Samudra Pasai dipengaruhi oleh faktor
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tidak ada pengganti yang cakap
dan terkenal seperti Sultan Malik at Thahrir dan terjadi perebutan kekuasaan.
Sedangkan faktor eksternal meliputi serangan Majapahit pada tahun 1339,
berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis, dan serangan dari
Portugis.
Banyak peninggalan dari kerajaan Samudra Pasai yang
masih tersisa sampai saat ini. Seperti makam para sultan, stampel kerajaan,
naskah surat kuno, cakra donya, dan dirham. Namun, kenyataannya banyak para
pelajar dan masyarakat yang belum mengetahui tentang sejarah kerajaan Samudra
Pasai. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang awal
mula berdirinya kerajaan Samudra Pasai, keadaan ekonomi, kemunduran kerajaan,
serta bukti-bukti peninggalan kerajaan Samudra Pasai.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana awal berdirinya kerajaan samudra pasai?
2. Bagaimana keadaan ekonomi kerajaan samudra pasai?
3. Bagaimana runtuhnya kerajaan samudra pasai?
4. Apa saja peninggalan-peninggalan kerajaan samudra
pasai?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan awal berdirinya kerajaan samudra pasai.
2. Mengetahui dan memahami ekonomi pada masa kerajaan
samudra pasai.
3. Mengetahui dan memahami keruntuhan kerajaan samudra
pasai.
4. Mengetahui dan memahami peninggalan dari kerajaan
samudra pasai.
1.4 Manfaat
Penulisan
·
Bagi Pembaca
Dapat memahami dan menambah wawasan terkait tentang awal
berdirinya kerajaan samudra pasai serta aspek ekonomi. Selain itu, dapat
mengetahui tentang keruntuhan kerajaan serta peninggalan-peninggalan yang tersisa
sampai saat ini.
·
Bagi Penulis
Penulisan makalah ini menjadi suatu pembelajaran dan
salah satu sumber pengetahuan bagi saya untuk lebih mengetahui dan memahami
tentang kerajaan samudra pasai. Serta dapat memenuhi tugas makalah Pengantar
Ilmu Sejarah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BERDIRINYA KERAJAAN SAMUDRA
PASAI
Berdasarkan
hikayat Raja-Raja Pasai, kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai
atau Kesultanan Samudra Darussalam. Nama Pasai dan Samudra merupakan dua
wilayah yang berbeda. Namun menurut catatan Tiongkok, bahwa kedua nama tersebut
mengacu pada satu wilayah. Sementara bila mengacu pada catatan Marco Polo,
bahwa beberapa daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatra, yakni
dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma, dan Samara
(Samudra). Menurut pendapat yang lain kerajaan ini terletak di Kota Lhokseumawe
dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Hikayat
diatas juga menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu dari
Semerlanga pada tahun 1267 M. Sewaktu menjadi penguasa pertama di kerajaan ini,
Marah Silu yang menikah dengan putri Raja Perlak tersebut bergelar Sultan Malik
as-Saleh. Berdirinya kerajaan ini juga disebabkan oleh semakin meredupnya
peranan maritim kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya memiliki peranan penting
dikawasan Sumatra dan sekitarnya. Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak
kejayaannya pada abad ke-14. Pada masa itu, Samudra Pasai menjadi pusat studi
agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai Negara. Pengaruh
Samudra Pasai sangat besar dalam penyebaran agama Islam ke Minangkabau,
Palembang, Jambi, Patani, Malaka, dan Jawa.
Marah Silu wafat pada tahun 1297,
hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan disekitar seberang
sungai Pasai. Batu nisan itu berangka tahun 696 H atau 1297 M. Pemerintahan
Samudra Pasai kemudian dikendalikan oleh putra Meurah Silu yang bernama Sultan
Muhammad Malik az-Zahir. Semasa kepemerintahannya (1297-1326), ia
memperkenalkan koin emas sebagai mata uang di kerajaan ini. Sepeninggal Sultan
Muhammad Malik az-Zahir, putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik az-Zahir
naik tahta sebagai Sultan Pasai pada tahun 1326.
Semasa
kepemerintahannya ini Kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan dari Abu
Abdullah ibnu Batuthah, penulis kitab Rihlah ila I-Masyriq. Kunjungan tersebut
mendapatkan sambutan yang sangat meriah oleh Sultan Pasai.Sesudah Sultan Mahmud
Malik az-Zahir mangkat pada tahun 1326, pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai
dikendalikan oleh putranya yang bernama Sultan Ahmad Malik az-Zahir.Kerajaan
Samudra Pasai tidak luput dari persaingan dengan kerajaan lain. Karena
persaingan itu, Sultan Ahmad Malik az-Zahir melakukan penyerangan ke Kerajaan
Karang Baru, Tamiang. Namun tidak lama kemudian, Kerajaan Samudra Pasai
mendapat serangan dari Majapahit yang diperkirakan pada tahun 1345 atau 1350. Dari
sini dipastikan bahwa Majapahit semasa itu di bawah pemerintahan Tribhuwana
Wijayatunggadewi (1328-1350) dan awal pemerintahan Hayam Wuruk (1350), yang
mana Sumpah Palapa Gajah Mada telah diwujudkan dengan jalan peperangan. Pada
saat Kerajaan Samudra Pasai mendapat serangan hebat dari Majapahit, Sultan
Ahmad Malik az-Zahir meninggalkan ibu kota. Sejak itu,
Samudra
Pasai mengalami keterpurukan. Samudra Pasai baru mengalami kebangkitan sejak
dipimpin oleh Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1383-1405). Namun sebelum
mencapai puncak kejayaan, Sultan Pasai yang dikenal dengan nama
Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki (Kronik Cina) itu tewas dibunuh oleh Raja
Nakur.Sepeninggal Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Samudra Pasai dipimpin
istrinya yang bernama Sultanah Nahrasiyah. Berdasarkan fakta sejarah ini, maka
seorang perempuan memiliki hak sama di dalam memimpin suatu Negara dan
rakyatnya. Dimasa kepemerintahannya, Kerajaan Samudra Pasai dikunjungi oleh
Armada Cheng Ho yang memimpin sekitar 208 kapal. Kunjungan Armada Cheng Ho di
Samudra Pasai pada tahun 1405, 1408, dan 1412 tersebut dicatat Ma Huan dan Fei
Xin. Dalam kunjungan itu, Cheng Ho menyampaikan hadiah dari Kaisar Cina kepada
Sultanah Nahrasiyah. Hadiah tersebut berupa Lonceng Cakra Donya. Pada tahun
1428, Sultanah Nahrasiyah mangkat, tampuk pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai
kemudian diambil alih oleh Sultan Zainal Abidin II (1428-1438).
2.2 KEADAAN EKONOMI
Dalam kehidupan perekonomian, kerajaan
ini berbasis perdagangan dan pelayaran. Posisi geografis yang sangat strategis
karena berbatasan dengan Selat Malaka menyebabkan kerajaan ini berkembang
dengan pesat. Posisi Pasai berada pada jalur perdagangan internasional melalui
Samudra Hindia antara Jazirah Arab, India, dan Cina serta melalui Selat Malaka.
Samudra Pasai memiliki bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah
perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan,
mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan
barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia. Tome Pires
menceritakan bahwa setiap kapal yang membawa barang-barang dari barat dikenakan
pajak 6%. Pada abad ke-14 Pasai telah melakukan hubungan dagang dengan Cina,
Gujarat, dan Benggala.
Menurut
Ibnu Battutah yang singgah di kerajaan ini pada tahun 1326, masyarakat Samudra
Pasai adalah pedagang yang beragama islam. Dalam transaksi perdagangan di
kerajaan ini juga menggunakan mata uang emas. Meskipun kerajaan Islam, namun
masyarakat pedalaman masih memeluk kepercayaan Hindu-Budha.
Pasai mengandalkan lada sebagai
komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual
dengan harga perak 1 tahil. Sedangkan menurut Tome Pires barang-barang yang diperdagangkan
antara lain lada yang di ekspor setiap tahunnya rata-rata 8.000 sampai 10.000
bahar. Pasai juga menghasilkan sutera dan kapur barus, dan didapatkan pula
berbagai macam barang dagangan hasil pengumpulan dari seluruh negeri. Dalam
perdagangan Kerajaan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada
masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas
murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat. Sementara
masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali
setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah
penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa
bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang
disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.
2.3 RUNTUHNYA KERAJAAN SAMUDRA
PASAI.
Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai,
terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan keadaan menjadi sangat
tidak stabil. Keadaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor pendukung. Berikut
ini adalah beberapa faktor pendukung penyebab runtuhnya kerajaan samudera pasai
:
a.
Serangan
dari Majapahit Tahun 1339.
Patih Gajah Mada rupanya sedikit
terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang
lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai.
Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit
untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara
Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera
Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi Pamalayu armada
perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya
pada 1350 dengan beberapa tahapan. Selain alasan faktor politis, serangan
Majapahit ke Samudera Pasai juga dipicu karena faktor kepentingan ekonomi.
Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah
membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi
Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan
berulangkali dan Kerajaan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum
akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh
Majapahit di Selat Malaka.
b.
Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya
lebih strategis.
Tercatat, selama abad 13 sampai awal
abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka
dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan
internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Letak
geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera
bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka).
Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung aktivitas mayarakat
untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar-bandar
yang digunakan untuk:
1. Menambah pembekalan pelayaran selanjutanya.
2. Mengurus masalah-masalah perkapalan.
3. Mengumpulkan barang-barang
dagangan yang akan dikirim ke luar negeri.
4. Menyimpan barang dagangan sebelum
diantarkebeberapa daerah di Indonesia.
Namun setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
Namun setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
c.
Tidak ada Pengganti yang cakap dan
terkenal setelah Sultan Malik At Thahrir.
Kerajaan Samudera Pasai mencapai
puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem
pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat
perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan
Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang
Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan
lada. Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang
cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran
penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
d. Terjadi Perebutan Kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan malik al
Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin
Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini
tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak
diliputi suasana kekacauan karena terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat
diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya
kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang
yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai. Karena
pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai.
Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.
e.
Serangan bangsa Portugis.
Orang-orang
Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini
karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan)
dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai
runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan
Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan
menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.
2.4
PENINGGALAN-PENINGGALAN
Ada
banyak sekali peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai yang masih bisa
kita temui di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Berikut adalah beberapa
contoh peninggalan dari kerajaan samudra pasai :
1. Makam
Sultan Malik as-Shaleh.
Makam ini terletak di desa Beuringin
kecamatan Samudera, letaknya kurang lebih 17 km sebelah timur kota Lhokseumawe.
2. Makam
Sultan Muhammad Malik az-Zahir.
Letak makamnya bersebelahan dengan makam
ayahnya yaitu Sultan Malik as-Shaleh.
3. Makam
Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah.
Makam ini merupakan peninggalan dari
Dinasti Abbasiyah dan beliau merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku
Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di
Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.
4. Makam
Teungku Peuet Ploh Peuet.
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama
dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja
dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera.
Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18.
5. Makam
Ratu Al-Aqla (Nur Ilah).
Ia adalah puteri Sultan Muhammad Malikul
Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu
nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
6. Cakra
Donya.
Sebuah lonceng yang berbentuk stupa
buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya
75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol
kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong
Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.
7. Stempel
Kerajaan Samudra Pasai.
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad
Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta
Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam
keadaan patah pada bagian gagangnya.
8. Naskah
SuratSultan Zainal Abidin.
Surat tulisan Sultan Zainal Abidin pada
tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
9. Dirham.
Zaman dahulu Dirham tidak memakai
kertas, tetapi dirham-dirham yang ada di Kerajaan Samudera Pasai dibuat dari
70% emas murni 18 karat tanpa campuran kimia kertas. Koin ini berukuran mungil,
berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya. Dirham ini dicetak dengan dua
jenis, yakni satu Dirham dan setengah Dirham. Pada satu sisi dirham atau mata
uang emas itu tercetak tulisan Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi
lainnya tercetak tulisan nama Al-Sultan Al-Adil. Dirham ini banyak digunakan
sebagai alat transaski, terutama tanah.
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
1. Kerajaan
Samudra Pasai didirikan oleh Marah Silu dari Semerlanga pada tahun 1267.
Sewaktu menjadi penguasa pertama di kerajaan ini, Meurah Silu yang menikah
dengan putri Raja Perlak tersebut bergelar Sultan Malik as-Saleh. Berdirinya
kerajaan ini juga disebabkan oleh semakin meredupnya peranan maritim kerajaan
Sriwijaya yang sebelumnya memiliki peranan penting dikawasan Sumatra dan
sekitarnya.
2. Dalam
kehidupan perekonomian, kerajaan ini berbasis perdagangan dan pelayaran. Posisi
geografis yang sangat strategis karena berbatasan dengan Selat Malaka
menyebabkan kerajaan ini berkembang dengan pesat. Samudra Pasai memiliki
bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar
selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang
akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke
beberapa daerah di Indonesia.
3. Menjelang
masa-masa akhir pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai, terjadi beberapa
pertikaian di Pasai yang mengakibatkan keadaan menjadi sangat tidak stabil dan
akhirnya kerajaan ini runtuh dengan sendirinya. Faktor yang paling mempengaruhi
runtuhnya kerajaan ini adalah serangan dari Majapahit pada tahun 1339.
4. Banyak
peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai yang saat ini dapat ditemui di
sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara. Dengan adanya bukti itu membuktikan bahwa
kerajaan ini memang benar-benar ada.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala.
2016. Sejarah Kerajaan-Kerajaan Besar di
Nusantara. Yogyakarta: Araska.
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan RI.1997. Pasai Kota
Pelabuhan Jalan Sutra.Jakarta: CV Putra Sejati Raya.
Subchi, Imam. 2016. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT
Karya Toha Putra.
Herimanto. 2015. SEJARAH Pembelajaran Sejarah Interaktif. Surakarta:
PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Historiartikel.com.(2018,
April). Kerajaan Samudra Pasai dan
Keruntuhannya.
Komentar
Posting Komentar