MAKALAH KERAJAAN SAMUDRA PASAI


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Sejarah Indonesia

Dosen Pengampu :
Dra. Latifatul Izzah, M. Hum


Oleh :
Nur Anawatiningrum      NIM 180110301045

MATA KULIAH PENGANTAR SEJARAH INDONESIA
PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS JEMBER
2018



KATA PENGANTAR
            Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah pengantar ilmu sejarah yang berjudul “Kerajaan Samudra Pasai”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.
            Terimakasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang membantu akan terselesaikannya makalah ini. Makalah ini disusun dengantujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca terkait tentang Kerajaan Samudra Pasai. Makalah ini disusun dari berbagai referensi.
            Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas tentang awal berdiri dan runtuhnya kerajaan samudra pasai serta aspek dibidang ekonomi dan peninggalan-peninggalan kerajaan. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terimakasih. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca maupun penulis.


Jember, 19 Oktober 2018

Penyusun                    






DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2  Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3  Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
1.4  Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Berdirinya Kerajaan Samudra Pasai .............................................................. 3
2.2 Keadaan Ekonomi ......................................................................................... 4
2.3Runtuhnya Kerajaan Samudra Pasai .............................................................. 5
2.4 Peninggalan-Peninggalan .............................................................................. 7
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pada abad ke 13 merupakan awal sejarah munculnya kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan Islam di Indonesia dilatarbelakangi oleh banyaknya perdagangan islam yang masuk ke Indonesia seperti India, Arab, Cina, dan Persia. Salah satu kerajaan Islam di Indonesia yaitu Kerajaan Samudra Pasai. Kerajaan ini dipimpin oleh Marah Silu pada tahun 1267M. Marah Silu memiliki gelar Sultan Malik as-Shaleh.
Dalam perekonomian kerajaan ini berkembang sangat pesat melalui jalur perdagangan. Pasai mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya. Kerajaan ini memiliki bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya. Dalam perdagangan Kerajaan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya.
Kemunduran Samudra Pasai dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi tidak ada pengganti yang cakap dan terkenal seperti Sultan Malik at Thahrir dan terjadi perebutan kekuasaan. Sedangkan faktor eksternal meliputi serangan Majapahit pada tahun 1339, berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis, dan serangan dari Portugis.
Banyak peninggalan dari kerajaan Samudra Pasai yang masih tersisa sampai saat ini. Seperti makam para sultan, stampel kerajaan, naskah surat kuno, cakra donya, dan dirham. Namun, kenyataannya banyak para pelajar dan masyarakat yang belum mengetahui tentang sejarah kerajaan Samudra Pasai. Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan menjelaskan tentang awal mula berdirinya kerajaan Samudra Pasai, keadaan ekonomi, kemunduran kerajaan, serta bukti-bukti peninggalan kerajaan Samudra Pasai.

1.2   Rumusan Masalah
1.      Bagaimana awal berdirinya kerajaan samudra pasai?
2.      Bagaimana keadaan ekonomi kerajaan samudra pasai?
3.      Bagaimana runtuhnya kerajaan samudra pasai?
4.      Apa saja peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai?

1.3  Tujuan Penulisan
1.      Menjelaskan awal berdirinya kerajaan samudra pasai.
2.      Mengetahui dan memahami ekonomi pada masa kerajaan samudra pasai.
3.      Mengetahui dan memahami keruntuhan kerajaan samudra pasai.
4.      Mengetahui dan memahami peninggalan dari kerajaan samudra pasai.
1.4  Manfaat Penulisan
·         Bagi Pembaca
Dapat memahami dan menambah wawasan terkait tentang awal berdirinya kerajaan samudra pasai serta aspek ekonomi. Selain itu, dapat mengetahui tentang keruntuhan kerajaan serta peninggalan-peninggalan yang tersisa sampai saat ini.
·         Bagi Penulis
Penulisan makalah ini menjadi suatu pembelajaran dan salah satu sumber pengetahuan bagi saya untuk lebih mengetahui dan memahami tentang kerajaan samudra pasai. Serta dapat memenuhi tugas makalah Pengantar Ilmu Sejarah.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.1 BERDIRINYA KERAJAAN SAMUDRA PASAI
            Berdasarkan hikayat Raja-Raja Pasai, kerajaan ini juga dikenal dengan nama Kesultanan Pasai atau Kesultanan Samudra Darussalam. Nama Pasai dan Samudra merupakan dua wilayah yang berbeda. Namun menurut catatan Tiongkok, bahwa kedua nama tersebut mengacu pada satu wilayah. Sementara bila mengacu pada catatan Marco Polo, bahwa beberapa daftar kerajaan yang ada di pantai timur Pulau Sumatra, yakni dari selatan ke utara terdapat nama Ferlec (Perlak), Basma, dan Samara (Samudra). Menurut pendapat yang lain kerajaan ini terletak di Kota Lhokseumawe dan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.
Hikayat diatas juga menyebutkan bahwa kerajaan ini didirikan oleh Marah Silu dari Semerlanga pada tahun 1267 M. Sewaktu menjadi penguasa pertama di kerajaan ini, Marah Silu yang menikah dengan putri Raja Perlak tersebut bergelar Sultan Malik as-Saleh. Berdirinya kerajaan ini juga disebabkan oleh semakin meredupnya peranan maritim kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya memiliki peranan penting dikawasan Sumatra dan sekitarnya. Kerajaan Samudra Pasai mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-14. Pada masa itu, Samudra Pasai menjadi pusat studi agama Islam dan tempat berkumpulnya para ulama dari berbagai Negara. Pengaruh Samudra Pasai sangat besar dalam penyebaran agama Islam ke Minangkabau, Palembang, Jambi, Patani, Malaka, dan Jawa.
            Marah Silu wafat pada tahun 1297, hal ini dapat dibuktikan dengan ditemukannya batu nisan disekitar seberang sungai Pasai. Batu nisan itu berangka tahun 696 H atau 1297 M. Pemerintahan Samudra Pasai kemudian dikendalikan oleh putra Meurah Silu yang bernama Sultan Muhammad Malik az-Zahir. Semasa kepemerintahannya (1297-1326), ia memperkenalkan koin emas sebagai mata uang di kerajaan ini. Sepeninggal Sultan Muhammad Malik az-Zahir, putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik az-Zahir naik tahta sebagai Sultan Pasai pada tahun 1326.
Semasa kepemerintahannya ini Kerajaan Samudra Pasai mendapat kunjungan dari Abu Abdullah ibnu Batuthah, penulis kitab Rihlah ila I-Masyriq. Kunjungan tersebut mendapatkan sambutan yang sangat meriah oleh Sultan Pasai.Sesudah Sultan Mahmud Malik az-Zahir mangkat pada tahun 1326, pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai dikendalikan oleh putranya yang bernama Sultan Ahmad Malik az-Zahir.Kerajaan Samudra Pasai tidak luput dari persaingan dengan kerajaan lain. Karena persaingan itu, Sultan Ahmad Malik az-Zahir melakukan penyerangan ke Kerajaan Karang Baru, Tamiang. Namun tidak lama kemudian, Kerajaan Samudra Pasai mendapat serangan dari Majapahit yang diperkirakan pada tahun 1345 atau 1350. Dari sini dipastikan bahwa Majapahit semasa itu di bawah pemerintahan Tribhuwana Wijayatunggadewi (1328-1350) dan awal pemerintahan Hayam Wuruk (1350), yang mana Sumpah Palapa Gajah Mada telah diwujudkan dengan jalan peperangan. Pada saat Kerajaan Samudra Pasai mendapat serangan hebat dari Majapahit, Sultan Ahmad Malik az-Zahir meninggalkan ibu kota. Sejak itu,
Samudra Pasai mengalami keterpurukan. Samudra Pasai baru mengalami kebangkitan sejak dipimpin oleh Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir (1383-1405). Namun sebelum mencapai puncak kejayaan, Sultan Pasai yang dikenal dengan nama Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki (Kronik Cina) itu tewas dibunuh oleh Raja Nakur.Sepeninggal Sultan Zain al-Abidin Malik az-Zahir, Samudra Pasai dipimpin istrinya yang bernama Sultanah Nahrasiyah. Berdasarkan fakta sejarah ini, maka seorang perempuan memiliki hak sama di dalam memimpin suatu Negara dan rakyatnya. Dimasa kepemerintahannya, Kerajaan Samudra Pasai dikunjungi oleh Armada Cheng Ho yang memimpin sekitar 208 kapal. Kunjungan Armada Cheng Ho di Samudra Pasai pada tahun 1405, 1408, dan 1412 tersebut dicatat Ma Huan dan Fei Xin. Dalam kunjungan itu, Cheng Ho menyampaikan hadiah dari Kaisar Cina kepada Sultanah Nahrasiyah. Hadiah tersebut berupa Lonceng Cakra Donya. Pada tahun 1428, Sultanah Nahrasiyah mangkat, tampuk pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai kemudian diambil alih oleh Sultan Zainal Abidin II (1428-1438).
2.2 KEADAAN EKONOMI
            Dalam kehidupan perekonomian, kerajaan ini berbasis perdagangan dan pelayaran. Posisi geografis yang sangat strategis karena berbatasan dengan Selat Malaka menyebabkan kerajaan ini berkembang dengan pesat. Posisi Pasai berada pada jalur perdagangan internasional melalui Samudra Hindia antara Jazirah Arab, India, dan Cina serta melalui Selat Malaka. Samudra Pasai memiliki bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia. Tome Pires menceritakan bahwa setiap kapal yang membawa barang-barang dari barat dikenakan pajak 6%. Pada abad ke-14 Pasai telah melakukan hubungan dagang dengan Cina, Gujarat, dan Benggala.
Menurut Ibnu Battutah yang singgah di kerajaan ini pada tahun 1326, masyarakat Samudra Pasai adalah pedagang yang beragama islam. Dalam transaksi perdagangan di kerajaan ini juga menggunakan mata uang emas. Meskipun kerajaan Islam, namun masyarakat pedalaman masih memeluk kepercayaan Hindu-Budha.
            Pasai mengandalkan lada sebagai komoditi andalannya, dalam catatan Ma Huan disebutkan 100 kati lada dijual dengan harga perak 1 tahil. Sedangkan menurut Tome Pires barang-barang yang diperdagangkan antara lain lada yang di ekspor setiap tahunnya rata-rata 8.000 sampai 10.000 bahar. Pasai juga menghasilkan sutera dan kapur barus, dan didapatkan pula berbagai macam barang dagangan hasil pengumpulan dari seluruh negeri. Dalam perdagangan Kerajaan Pasai mengeluarkan koin emas sebagai alat transaksi pada masyarakatnya, mata uang ini disebut Deureuham (dirham) yang dibuat 70% emas murni dengan berat 0.60 gram, diameter 10 mm, mutu 17 karat. Sementara masyarakat Pasai umumnya telah menanam padi di ladang, yang dipanen 2 kali setahun, serta memilki sapi perah untuk menghasilkan keju. Sedangkan rumah penduduknya memiliki tinggi rata-rata 2.5 meter yang disekat menjadi beberapa bilik, dengan lantai terbuat dari bilah-bilah kayu kelapa atau kayu pinang yang disusun dengan rotan, dan di atasnya dihamparkan tikar rotan atau pandan.

2.3 RUNTUHNYA KERAJAAN SAMUDRA PASAI.
            Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan keadaan menjadi sangat tidak stabil. Keadaan ini diakibatkan oleh beberapa faktor pendukung. Berikut ini adalah beberapa faktor pendukung penyebab runtuhnya kerajaan samudera pasai :
a.       Serangan dari Majapahit Tahun 1339.
Patih Gajah Mada rupanya sedikit terusik mendengar kabar tentang kebesaran Kerajaan Samudera Pasai di seberang lautan sana. Majapahit khawatir akan pesatnya kemajuan Kerajaan Samudera Pasai. Oleh karena itu kemudian Gajah Mada mempersiapkan rencana penyerangan Majapahit untuk menaklukkan Samudera Pasai. Desas-desus tentang serangan tentara Majapahit, yang menganut agama Hindu Syiwa, terhadap kerajaan Islam Samudera Pasai santer terdengar di kalangan rakyat di Aceh. Ekspedisi Pamalayu armada perang Kerajaan Majapahit di bawah komando Mahapatih Gajah Mada memulai aksinya pada 1350 dengan beberapa tahapan. Selain alasan faktor politis, serangan Majapahit ke Samudera Pasai juga dipicu karena faktor kepentingan ekonomi. Kemajuan perdagangan dan kemakmuran rakyat Kerajaaan Samudera Pasai telah membuat Gajah Mada berkeinginan untuk dapat menguasai kejayaan itu. Ekspansi Majapahit dalam rangka menguasai wilayah Samudera Pasai telah dilakukan berulangkali dan Kerajaan Samudera Pasai pun masih mampu bertahan sebelum akhirnya perlahan-lahan mulai surut seiring semakin menguatnya pengaruh Majapahit di Selat Malaka.
b.      Berdirinya Bandar Malaka yang letaknya lebih strategis.
Tercatat, selama abad 13 sampai awal abad 16, Samudera Pasai dikenal sebagai salah satu kota di wilayah Selat Malaka dengan bandar pelabuhan yang sangat sibuk. Pasai menjadi pusat perdagangan internasional dengan lada sebagai salah satu komoditas ekspor utama. Letak geografis kerajaan samudera pasai terletak di Pantai Timur Pulau Sumatera bagian utara berdekatan dengan jalur pelayaran internasional (Selat Malaka). Letak Kerajaan Samudera Pasai yang strategis, mendukung aktivitas mayarakat untuk terjun langsung ke dunia maritim. Samudera pasai juga mempersiapkan bandar-bandar yang digunakan untuk:
1. Menambah pembekalan pelayaran selanjutanya.
2. Mengurus masalah-masalah perkapalan.
3. Mengumpulkan barang-barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri.
4. Menyimpan barang dagangan sebelum diantarkebeberapa daerah di Indonesia.
Namun setelah kerajaan Samudra Pasai dikuasai oleh Kerajaan Malaka pusat perdagangan dipindahkan ke Bandar Malaka. Dengan beralihnya pusat perdagangan ke Bandar Malaka maka perekonomian di Bandar Malaka menjadi ramai karena letaknya yang lebih strategis dibanding bandar-bandar di Samudra Pasai.
c.       Tidak ada Pengganti yang cakap dan terkenal setelah Sultan Malik At Thahrir.
Kerajaan Samudera Pasai mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Malik At Tahrir, sistem pemerintahan Samudera Pasai sudah teratur baik, Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan internasional. Pedagang-pedagang dari Asia, Afrika, China, dan Eropa berdatangan ke Samudera Pasai. Hubungan dagang dengan pedagang-pedagang Pulau Jawa juga terjalin erat. Produksi beras dari Jawa ditukar dengan lada. Setelah Sultan Malik At Tahrir wafat tidak ada penggantinya yang cakap dalam meminmpin kerajaan Samudra Pasai dan terkenal, sehingga peran penyebaran agama Islam diambil alih oleh kerajaan Aceh.
d.      Terjadi Perebutan Kekuasaan
Pada tahun 1349 Sultan malik al Tahir meninggal dunia dan digantikan putranya yang bernama Sultan Zainal Abidin Bahian Syah Malik al-Tahir. Bagaimana pemerintahan Sultan Zainal Abidin ini tidak banyak diketahui. Rupanya menjelang akhir abad ke-14 Samudra Pasai banyak diliputi suasana kekacauan karena terjadinya perebutan kekuasaan, sebagai dapat diungkap dari berita-berita Cina. Beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Samudra Pasai, yaitu pemberontakan yang dilakukan sekelompok orang yang ingin memberontak kepada pemerintahan kerajaan Samudra Pasai. Karena pemberontakan ini, menyebabkan beberapa pertikaian di Kerajaan Samudra Pasai. Sehingga terjadilah perang saudara yang membuat pertumpahan darah yang sia-sia.
e.       Serangan bangsa Portugis.
Orang-orang Portugis memanfaatkan keadaan kerajaan Samudra Pasai yang sedang lemah ini karena adanya berbagai perpecahan (kemungkinan karena politik / kekuasaan) dengan menyerang kerajaan Samudra Pasai hingga akhirnya kerajaan Samudra Pasai runtuh. Sebelumnya memang orang-orang Portugis telah menaklukan kerajaan Malaka, yang merupakan kerajaan yang sering membantu kerajaan Samudra Pasai dan menjalin hubungan dengan kerajaan Samudra Pasai.

2.4 PENINGGALAN-PENINGGALAN
            Ada banyak sekali peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai yang masih bisa kita temui di sekitar kota Lhokseumawe dan Aceh Utara. Berikut adalah beberapa contoh peninggalan dari kerajaan samudra pasai :
1.      Makam Sultan Malik as-Shaleh.
Makam ini terletak di desa Beuringin kecamatan Samudera, letaknya kurang lebih 17 km sebelah timur kota Lhokseumawe.
2.      Makam Sultan Muhammad Malik az-Zahir.
Letak makamnya bersebelahan dengan makam ayahnya yaitu Sultan Malik as-Shaleh.
3.      Makam Teungku Sidi Abdullah Tajul Nillah.
Makam ini merupakan peninggalan dari Dinasti Abbasiyah dan beliau merupakan cicit dari khalifah Al-Muntasir. Teungku Sidi mamangku jabatan Menteri Keuangan di samudra pasai. Makam terletak di Gampong Kuta Krueng, batu nisannya terbuat dari marmer dihiasi kaligrafi.


4.      Makam Teungku Peuet Ploh Peuet.
Di komplek terdapat makam 44 orang ulama dari Kesultanan Samudera Pasai yang dibunuh karena mengharamkan pernikahan raja dengan putri kandungnya. Makam ini terletak di Gampong Beuringen Kec Samudera. Pada nisan tersebut juga bertuliskan kaligrafi surat Ali Imran ayat 18. 
5.      Makam Ratu Al-Aqla (Nur Ilah).
Ia adalah puteri Sultan Muhammad Malikul Dhahir, Makam ini terletak di Gampong Meunje Tujoh Keca Matangkuli. Batu nisannya berhiasakan kaligrafi berbahasa Kawi dan Arab.
6.      Cakra Donya.
Sebuah lonceng yang berbentuk stupa buatan negeri Cina pada tahun 1409 M. Ukurannya tinggi 125cm sedangkan lebarnya 75cm. Pada bagian luar Cakra Donya terdapat beberapa hiasan serta simbol-simbol kombinasi aksara Cina dan Arab. Aksara Cina bertuliskan Sing Fang Niat Tong Juut Kat Yat Tjo, sedangkan aksara Arab sudah tidak terbaca lagi.
7.      Stempel Kerajaan Samudra Pasai.
Stempel ini diduga milik Sultan Muhamad Malikul Zahir oleh Tim peneliti Sejarah Kerajaan Islam. Di temukan Desa Kuta Krueng, Kec Samudera, Kabupaten Aceh Utara. Saat ditemukan stempel dalam keadaan patah pada bagian gagangnya.
8.      Naskah SuratSultan Zainal Abidin.
Surat tulisan Sultan Zainal Abidin pada tahun 923H atau 1518M, naskah atau surat ini ditujukan kepada Kapitan Moran.
9.      Dirham.
Zaman dahulu Dirham tidak memakai kertas, tetapi dirham-dirham yang ada di Kerajaan Samudera Pasai dibuat dari 70% emas murni 18 karat tanpa campuran kimia kertas. Koin ini berukuran mungil, berdiameter 10 mm dengan 0,6 gram setiap koinnya. Dirham ini dicetak dengan dua jenis, yakni satu Dirham dan setengah Dirham. Pada satu sisi dirham atau mata uang emas itu tercetak tulisan Muhammad Malik Al-Zahir. Sementara di sisi lainnya tercetak tulisan nama Al-Sultan Al-Adil. Dirham ini banyak digunakan sebagai alat transaski, terutama tanah.













BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
1.      Kerajaan Samudra Pasai didirikan oleh Marah Silu dari Semerlanga pada tahun 1267. Sewaktu menjadi penguasa pertama di kerajaan ini, Meurah Silu yang menikah dengan putri Raja Perlak tersebut bergelar Sultan Malik as-Saleh. Berdirinya kerajaan ini juga disebabkan oleh semakin meredupnya peranan maritim kerajaan Sriwijaya yang sebelumnya memiliki peranan penting dikawasan Sumatra dan sekitarnya.
2.      Dalam kehidupan perekonomian, kerajaan ini berbasis perdagangan dan pelayaran. Posisi geografis yang sangat strategis karena berbatasan dengan Selat Malaka menyebabkan kerajaan ini berkembang dengan pesat. Samudra Pasai memiliki bandar-bandar dagang yang digunakan untuk menambah perbekalan untuk berlayar selanjutnya, mengurus masalah perkapalan, mengumpulkan barang dagangan yang akan dikirim ke luar negeri, dan menyimpan barang dagangan sebelum diantar ke beberapa daerah di Indonesia.
3.  Menjelang masa-masa akhir pemerintahan Kerajaan Samudra Pasai, terjadi beberapa pertikaian di Pasai yang mengakibatkan keadaan menjadi sangat tidak stabil dan akhirnya kerajaan ini runtuh dengan sendirinya. Faktor yang paling mempengaruhi runtuhnya kerajaan ini adalah serangan dari Majapahit pada tahun 1339.
4.    Banyak peninggalan-peninggalan kerajaan samudra pasai yang saat ini dapat ditemui di sekitar Lhokseumawe dan Aceh Utara. Dengan adanya bukti itu membuktikan bahwa kerajaan ini memang benar-benar ada.











DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2016. Sejarah Kerajaan-Kerajaan Besar di Nusantara. Yogyakarta: Araska.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI.1997. Pasai Kota Pelabuhan Jalan Sutra.Jakarta: CV Putra Sejati Raya.
Subchi, Imam. 2016. Sejarah Kebudayaan Islam. Semarang: PT Karya Toha Putra.
Herimanto. 2015. SEJARAH Pembelajaran Sejarah Interaktif. Surakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Historiartikel.com.(2018, April). Kerajaan Samudra Pasai dan Keruntuhannya.

Komentar

Postingan Populer