Review Materi Sejarah Pedesaan (Kamis, 29 Oktober 2020)

Dalam masyarakat terdapat pola-pola permukiman yang terbentuk di dalamnya, menurut Smith dan Zopt pola permukiman merupakan hal yang berkaitan dengan lingkup spasial yaitu antara permukiman penduduk desa yang satu dengan yang lainnya dan dengan lahan pertanian. Pendapat lain muncul daru Paul H Landis yang mengatakan bahwa pola permukiman terbagi menjadi 4, yakni;

Mengelompok murni

Mengelompok tidak murni

Menyebar teratur

Menyebar tidak teratur


Dalam kehidupan masyarakat juga terdapat struktur sosial yang terbentuk di dalamnya diantaranya;

1. Struktur Sosial Biososial

Merupakan struktur sosial masyarakat desa yang terdiri dari dua unsure yakni;

Struktur sosial horizontal, merupakan struktur sosial yang berkaitan dengan faktor biologis misalnya jenis kelamin, usia, perkawinan suku bangsa.

Struktur sosial vertikal, merupakan stratifikasi atau pelapisan sosial yang diklasifikasikan menjadi susunan kelompok-kelompok sosial misalnya faktor kekayaan, keturunan dan pendidikan.


2. Struktur Sosial Vertikal (stratifikasi/pelapisan sosial)

Merupakan gambaran dari kelompok-kelompok sosial dalam hubungan hierarkis. Sutardjo mengklasifikasikan penduduk Jawa menjadi beberapa lapisan sosial berdasarkan faktor kepemilikan tanah pertanian, yakni;

Orang yang memiliki tanah pertanian, rumah dan tanah pekarangan

Orang yang memiliki rumah dan tanah pekarangan

Orang yang memiliki rumah diatas tanah pekarangan orang lain

Orang yang menikah dan mondok dirumah orang lain

Pemuda yang belum menikah atau jomblo


Sedangkan menurut Smith dan Zoft pelapisan sosial masyarakat pedesaan di Indonesia diklasifikasikan berdasarkan criteria sebagai berikut;

Berdasarkan luas kepemilikan lahan

Adanya pihak lain yang ikut serta

Sistem persewaan tanah

Sifat pekerjaan


Kemudian Smith dan Zoft juga membagi desa menjadi 2 kelas yakni;

Desa sistem 1 kelas : luas lahan pertanian sama sehingga muncul stratifikasi sosial

Desa sistem 2 kelas : luas lahan pertanian berbeda dan mencolok sehingga muncul polarisasi kelas


Pola kehidupan dalam masyarakat dapat dilihat dalam pola kebudayaan yang ada dalam masyarakat pedesaan yakni sebagai Way of life dan Way of feeling yang digunakan untuk menganalisis masyarakat pedesaan yang bersifat bersahaja maka diperlukan sebuah konsep kebudayaan. Hal tersebut dapat dilihat dari sistem nilai dan norma serta adat istiadat yang ada dalam kehidupan mayarakat yang digunakan sebagai pengatur perilaku dan peri kehidupan masyarakat desa. Menurut Paul H Landis, besar kecilnya pengaruh alam terhadap pola kehidupan tradisional ditentukan oleh sejauh mana tingkat teknologi dalam sistem produksi yang diterapkan. 

Komentar

Postingan Populer